Tuesday 21 April 2009

Game For Indonesia



“Wow” Itulah kalimat pertama yang muncul saat saya lihat tampilan gambar virtual pada layar kaca. Menarik, penuh dengan fantasi dan seru. “Final Fantasy VII”, kakak saya sedang memainkan Game tersebut dengan PS I nya. Waktu itu saya yang masih SMP kelas I langsung menyukainya. Game “Final Fantasy” buatan “Squaresoft” adalah game pertama yang membuat saya sangat menyukai Game apapun sampai sekarang.

Cita-cita saya yang dulunya ingin menjadi professor dan biarawati berubah. Cita-cita tetap saya sekarang adalah saya ingin menjadi pembuat game Indonesia yang terkenal sampai menjadi legenda seperti “Final Fantasy”! Dulunya sih hanya ingin berkerja di perusahaan “Squaresoft” namun setelah mencelikkan mata terhadap budaya Indonesia yang super menarik dan bermacam-macam kalau menurutku, kenapa tidak membuat Game tentang Indonesia?

Sejak itu saya berusaha mencari berbagai sumber tentang Indonesia, walau saya sendiri orang Indonesia. Mulai dari Atlas dan buku sumber lain sampai internet saya explore tentang budaya-budayanya dan… lahirlah karakter bernama “Honai”. “Honai” adalah karakter pertama yang saya buat untuk Game PS I () karena waktu itu masih terkenal PS I nya. Meskipun desain orangnya masih mengikuti gaya Jepang. Game ini berlatar di Indonesia, begini ceritanya…

Di masa depan entah kenapa seluruh flora dan fauna di Indonesia memberontak. Mereka bisa berpikir seperti manusia kebanyakan. Mereka berubah menjadi buas dan bisa berbuat semaunya mulai dari darat, air dan udara. Mereka tersebar sesuai habitat mereka masing-masing. Indonesia berubah kelam. Para flora dan fauna ingin membalas dendam atas perbuatan masyarakat moderen terhadap mereka selama ini. Mereka berencana memberikan penyiksaan baik fisik maupun mental seperti yang mereka alami kepada masyarakat moderen. Mereka juga mengeblok seluruh jalan keluar dari Indonesia dengan cara merusak seluruh peralatan komunikasi dan transportasi. Mereka tidak ingin membunuh, hanya ingin menyiksa pelan-pelan. Masyarakat moderen hanya bisa berharap kepada masyarakat tradisional, hanya mereka yang tidak diganggu oleh flora dan fauna yang mengamuk. Awalnya masyarakat tradisional tidak peduli, mereka menganggap semua memang salah masyarakat moderen dan mereka pantas dihukum. Masyarakat moderen benar-benar hidup dalam ketakutan. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama sampai ada seorang anak perempuan dari Indonesia bagian timur yang berniat membantu mereka karena teringat masalalunya pernah ditolong oleh seorang masyarakat moderen yang dia panggil “dokter” saat masih kecil. Anak perempuan itu bernama “Honai”. Dia yakin tidak semua masyarakat moderen itu jahat. Honai dapat berkomunikasi dengan alam, seperti kebanyakan masyarakat tradisional lainnya. Dia percaya soal raja-raja para binatang di setiap pulau. Para tetuanya mengatakan bahwa di setiap pulau terdapat raja para binatang yang berkuasa mengendalikan mereka. Raja binatang yang paling berkuasa di Indonesia adalah “Garuda”. Tapi tidak ada yang tahu dimana mereka sekarang, mereka telah hilang tanpa jejak berabad-abad yang lalu. Semua percaya kalau para raja binatang telah menjadi roh yang bisa dipanggil. Semangat Honai bertambah setelah dia berhasil menyakinkan dan mengajak raja binatang di pulau Papua tinggal, yaitu “burung Cendrawasih”. Bersama burung Cendrawasih dan peliharaan kesayangannya “Ular” mereka berjuang mengajak para raja binatang yang lain juga burung Garuda, serta mengajak masyarakat tradisional lain di seluruh pulau. Petualangan dimulai dari Sabang, Honai sendiri tidak ingat kenapa dia bisa pindah dari Merauke ke Sabang. Nah, untuk memanggil roh burung Garuda, mereka harus mengumpulkan “bintang”, “kepala banteng”, “kapas”, “padi” dan “pohon beringin” yang tersembunyi di beberapa daerah.

Karena zaman yang terus berkembang saya mulai berpikir pasti PS I akan sudah ditinggalkan. Oleh karena itu, dengan mengambil topik pemberontakan yang sama dan beberapa “monster” saya memutuskan lebih fokus ke Game Online. Di sini ada 2 macam pilihan “masyarakat moderen” atau “masyarakat tradisional” keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masingh-masing. Misal kalau tradisional weaponnya mudah didapat tapi attacknya setengah dari moderen , sedang weapon moderen susah didapat namun attacknya kuat. Begitulah..

Dalam menempuh cita-citaku ini banyak sekali hambatan, mulai dari orang terdekat juga diri sendiri. Saya sadar kemampuan saya tidak begitu di TI karena itu saya lebih memilih mendesainnya, untuk pemograman saya berharap mendapat patner yang mempunyai cita-cita seperti saya (‘^w^)
Keinginanku mati sejenak, kemudian dibangkitkan oleh kehadiran komik Indonesia, yaitu “ALIA” di salah satu majalah desain “Babyboss”. Desainnya super keren dan kreatif, ceritanya juga sangat menarik. Yang saya ingat adalah perinya yang memakai baju adat Jawa Tengah dan Buto Ijo (mungkin). Pokoknya subarashii (luar biasa)!!

Generasi muda zaman sekarang kebanyakan seperti tidak peduli lagi dengan Indonesia, mereka lebih menyukai budaya dari luar terutama Jepang. Itu tidak salah, saya sendiri juga menyukai Jepang bahkan sangat.
Saya suka Gamba Osaka, Manga Naruto, IC 21, dll, Cosplay, bahasanya dan siluman serta monster buatan Jepang itu favorit saya!
Saya ingin sekali mengalahkan Game buatan Jepang yang keren sekali itu, saya kagum dengan Jepang karena itu ingin sekali aku buktikan budaya Indonesia tidak kalah dengan Jepang!! Ayo, generasi muda jangan sampai budaya Indonesia yang luar biasa ini hilang ditelan zaman bagaimanapun caramu!! \(‘^o^)/

No comments:

Post a Comment